Perkembangan Teknologi Semakin Canggih, Bhabinkamtibmas Trenggalek Ingatkan Potensi Siber Bulliying

oleh

Polres Trenggalek – Maraknya kasus perundungan di beberapa daerah menjadi keprihatinan tersendiri bagi jajaran kepolisian. Tak tinggal diam, jajaran Polres Trenggalek menggencarkan sosialisasi dan edukasi dampak perundungan khususnya bagi pelajar sekolah di Kabupaten Trenggalek.

Hal ini dapat dilihat dari peran aktif Bhabinkamtibmas yang rutin berkunjung ke sekolah-sekolah yang ada di desa binaan. Tak terkecuali Bhabinkamtibmas desa Besuki, Bripka Gozal Kristiawan.

Ditengah-tengah kesibukannya, Bhabinkamtibmas muda ini menyempatkan diri bertandang ke SDN 1 Besuki untuk bertatap muka sekaligus menyampaikan edukasi tentang perundungan kepada para siswa. Rau, (13/11).

Kapolres Trenggalek AKBP Indra Ranu Dikarta, S.I.K., M.Si. melalui Kapolsek Munjungan Iptu Cikini, S.Pd. mengatakan, dampak aksi perundungan atau yang lebih dikenal dengan sebutan bullying sangat luar biasa.

“Korban tidak hanya tertekan secara fisik tetapi juga psikologis dan ini akan terbawa terus sampai mereka dewasa.” Ujarnya.

Oleh sebab itu, pihaknya sangat intens terhadap isu perundungan ini. Di berbagai kesempatan pihaknya selalu menekankan kepada jajaranya untuk menyampaikan hal ini, baik saat patroli maupun sambang desa. Termasuk kepada para Bhabinkamtibmas.

“Tugas kita bersama untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak-anak sehingga merasa terlindungi dan bisa fokus belajar.” Imbuhnya.

Sementara itu, Bripka Gozal menuturkan, dalam kesempatan tersebut, pihaknya memarkan tentang jenis-jenis perundungan, baik secara fisik maupun verbal berikut perngaruh dan dampaknya terhadap korban.

Ditengah perkembangan teknologi hari ini, hampir semua anak sudah memegang gadget yang terkoneksi dengan internet. Kondisi ini harus menjadi perhatian orang tua dan guru. Mengawasi apa saja yang sering dibuka, komunikasi dengan siapa saja dan bagaimana berkomentar di media sosial.

“Yang perlu kita waspadai justru perundungan siber. Perundungan dengan memanfaatkan aplikasi perpesanan seperti whatsapp atau media sosial facebook, Instagram dan lain-lain.” Ucapnya.

Perundungan siber ini justru bersifat tak kasat mata. Namun bisa menyerang psikologis anak. Bentuk perundungan bisa berupa audio visual, tulisan maupun gambar. Oleh karenanya, Bripka Gozal meminta kepada para siswa agar menghindari perbuatan dan tingkah laku yang mengarah ke perundungan.

“Jangan mengolok-ngolok teman. Apalagi bertengkar. Cintai temanmu seperti saudaramu sendiri.” Pesannya.

No More Posts Available.

No more pages to load.