Polres Trenggalek – Seminar Anti Radikalisme yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Trenggalek di Pendopo Manggala Praja Nugraha berlangsung cukup menarik dan interaktif. Ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, ormas kepemudaan, santri Ponpes hingga pelajar nampak serius menyimak berbagai ulasan terkait radikalisme dan terorisme. Rabu, (26/6).
Tak main-main, dalam seminar yang mengambil tema `Membendung Akar Radikali di kalangan Pemuda dan Siswa` tersebut menghadirkan nara sumber yang cukup kompeten di bidangnya yakni Direktur Idensos Densus 88 Anti Teror Polri Brigjen. Pol. Arif Makhfudiharto, S.I.K, M.H. dan Muhammad Nasir Abbas yang juga merupakan mantan tokoh Jemaah Islamiyah Asia Tenggara.
Kapolres Trenggalek AKBP Gathut Bowo Supriyono, S.H., S.I.K., M.Si. yang kebetulan turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, sebagai aparat negara penegak hukum pihaknya sangat mendukung atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Menurutnya, pengetahuan tentang bahaya radikalisme dan terorisme harus diberikan sejak dini sebagai salah satu upaya pencegahan dan tidak terjerumus kepada pemahaman yang salah yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
“Radikalisme maupun terorisme tidak hanya menimbulkan rasa takut maupun kerugian material dan nyawa tetapi juga mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara serta merusak ikatan persaudaraan dan nilai-nilai toleransi yang sejatinya menjadi kultur budaya bangsa ini.” Ungkap AKBP Gathut.
Pihaknya menegaskan, di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang demikian pesat seperti sekarang ini, terorisme tidak sebatas menyasar fisik tetapi juga propaganda yang berujung pada mempengatuhi pola pikir dan pandangan masyarakat.
Propaganda ini bisa dilakukan secara langsung maupun melalui fasilitas dan sarana yang berbasis teknologi seperti internet maupun media sosial yang disebarkan secara masif. Pada sisi yang lain, pengguna teknologi masih didominasi oleh kalangan millenial dan Gen-Z.
Oleh karena itu dibutuhkan kewaspadaan dini dari seluruh komponen anak bangsa untuk bersatu padu, baik pemerintah, ulama/tokoh agama maupun warga masyarakat sendiri dalam menangkal setiap pergerakan atau propaganda-propaganda dari gerakan radikalisme tersebut.
“Kita teguhkan kembali bahwa Ideologi Pancasila yang dicetuskan oleh faunding father adalah ideologi yang paling relavan sekaligus sebagai filter untuk membendung gerakan radikalisme maupun terorisme.” Ucapnya.
Pihaknya berharap, kegiatan tidak hanya berhenti disini tetapi terus disebarkan hingga menyentuh kalangan masyarakat di tingkat grassroots sehingga langkah untuk menekan dan membendung radilaisme dan terorisme bisa lebih optimal.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain, Dandim 0806 Trenggalek Letkol Czi Yudo Aji Susanto, S.Sos., M.A., Wakil Bupati Trenggalek Moh. Syah Natanegara, Komisi 2 DPRD Trenggalek, Kakesbangpol Drs. Widarsono M.M., perwakilan dari Kejari Trenggalek, Forkopimca se-Kabupaten Trenggalek serta pimpinan ormas kepemudaan.